![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEik2Fj_ROC6B57sGJswN1fs2nW73wSsgvRGlNbPN481JPJIctbep9Lb2YP4Bc9CW2sNBm_wlmz-EjOw-oi76KDMDy-3I_nHx7vYtC7wOwugTSgKDvIG9wdHtjOrEWCf97i6yo8HwD4IU5o/w640-h360/Aplikasi+Pendataan+Warga+Desa.png) |
Tutorial Laravel - Membuat Aplikasi Pendataan Warga Desa #3
|
Halo! Postingan ini merupakan lanjutan dari post sebelumnya. Di sini kita akan membahas bagaimana caranya membuat dan menggunakan seeder di Laravel.
Seperti yang kita ketahui, pada saat proses development, kita sering kali menggunakan data dummy untuk tujuan testing. Untuk itu, biasanya kita akan membuat data tersebut secara langsung di database. Apakah itu hal yang buruk? Tidak juga.
Sebagai alternatif, Laravel menyediakan sebuah fitur yang bernama seeder. Fitur ini digunakan untuk membuat data dummy yang nantinya akan digunakan pada saat proses development, tentu kita harus mendefinisikan sendiri seperti apa data dummynya.
Pada post sebelumnya, kita sudah membuat tabel provinces dan cities. Di sini kita akan menggunakan seluruh provinsi dan kabupaten/kota yang ada di Indonesia. Fitur seeder ini akan sangat meringankan beban hidup kita. Keuntungan lain menggunakan seeder adalah ketika kita melakukan kolaborasi, orang lain yang menggunakan program kita hanya perlu menggunakan satu baris perintah cantik dari artisan untuk mengisi tabel yang ada di database.
Baik, langsung saja. Silahkan ketikkan perintah berikut untuk membuat seeder.
Setelah proses selesai, sekarang buka folder database/seeds. Sesuaikan data untuk Job, User dan Province seperti di bawah ini. Kalian juga bisa menambahkan data dummy sesuaikan dengan apa yang kalian inginkan.
Job seeder.
User seeder.
Province seeder.
Mengenai City seeder, datanya terlalu banyak. Jadi, kalian dapat mengambilnya secara langsung di
Laravel City Seeder.
Jika semua data untuk seeder sudah terpenuhi, sekarang kita harus memanggilnya di Database Seeder. Jika diperhatikan, ada satu file yang bernama DatabaseSeeder.php, buka file tersebut dan sesuaikan seperti di bawah ini.
Hal terakhir yang perlu kita lakukan adalah menggunakan perintah di bawah ini.
Jika semua berjalan dengan lancar maka akan tampil seperti ini.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgfXhuKIyDQtrWHJjuyzHTgWhxTWXEsn0CF5RWmrhsbzclDefoOYUfysK0wWzMprD8s-TrmSIdANN4upPTeY_X7XIOdr92Tt_4pc_jpgkp8LrFvzwKMKesrboSQebef7YtuqBUN6hYB11k/w640-h354/seeder.png) |
Perintah untuk melakukan seed. |
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiuGE9vjE17yQ279u7QacV9zbKhDY1P1K-WzNTLsmcbLZDxm-nLNAXu7-_dvku_IwA4LjaUxSCCAZAiWU03WlUSnfBR8z155YW27yN1LPrLfRImnpKOX8V3ewmGfldJYmJnq6fXTdB9Ftk/w640-h360/database.png) |
Seluruh data dari seeder sudah masuk ke database. |
Selamat! Sekarang kita sudah tahu bagaimana cara membuat dan menggunakan seeder. Memang, sampai saat ini kita belum menyentuh UI sama sekali, kita akan melakukan itu setelah membuat multi auth.
Apa itu multi auth? Multi auth adalah keadaan di mana ada dua atau lebih autentikasi. Pada kasus ini, kita akan membuat autentikasi untuk user dan admin. Multi auth adalah topik kita yang selanjutnya.
Demikian post kali ini, semoga bermanfaat.
0 Comments